Logo Header
Message Of Monday

Message Of Monday

Home /
/ Resolusi Dibuat, Resolusi Dilanggar
Resolusi Dibuat Resolusi Dilanggar

Resolusi Dibuat, Resolusi Dilanggar

Message of Monday – Senin, 2 Januari 2012
Resolusi Dibuat, Resolusi Dilanggar
Oleh: Sonny Wibisono *

“I know. I'm lazy. But I made myself a New Years resolution that I would write myself something really special. Which means I have 'til December, right?”
-- Catherine O'Hara, komedian dan aktris asal Kanada

HUJAN rintik yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta, tak menyurutkan masyarakat yang ingin merayakan malam pergantian tahun baru. Suara petasan dan terompet saling bersahutan dan memekakkan telinga. Tak hanya terdengar di jalanan yang memang penuh dengan ribuan manusia, kebisingan suara itu juga menghampiri mereka yang tinggal di rumah. Pagi menjelang, hanya tersisa sampah berserakan yang membuat sibuk para petugas kebersihan. Dan kehidupan kembali berjalan normal seperti sedia kala. Tahun pun berganti.

Perayaan tahun baru memang selalu menimbulkan kontroversi. Ada yang merayakannya dengan penuh gegap gempita. Ada pula yang melewatkan malam tahun baru biasa saja, sama seperti melewati malam di hari lain. Memang, sesungguhnya, merayakan tahun baru secara berlebihan tidak dianjurkan. Selain tidak bermanfaat, juga dinilai sebagai upaya pemborosan. Lebih mulia, bila uang untuk pesta tahun baru, diberikan kepada mereka yang membutuhkan.

Walau begitu, komitmen seseorang di tahun baru untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik tetap harus diapresiasi. Sekecil apapun. Jadi, pergantian tahun ini sebaiknya dijadikan momentum menuju kehidupan yang lebih berkualitas. Bicara pergantian tahun biasanya orang berpikir untuk membuat resolusi. Menulis resolusi diselembar catatan memang mudah, yang sulit tentu saja implementasinya. Resolusi, awalnya dibuat dengan baik. Ada yang ditulis di agenda. Bahkan ada yang membingkainya dengan figura agar selalu ingat. Tapi janji tetaplah janji. Resolusi tetaplah resolusi. Dalam perjalanannya resolusi itu banyak yang patah ditengah jalan.

Tak ubahnya orang Indonesia yang membuat beraneka resolusi, orang Amerika pun demikian. Majalah Time menyebutkan 10 resolusi tahun baru yang sering dilanggar oleh pembuatnya. Ada beberapa persamaan resolusi yang dibuat oleh masyarakat kita.

Menurunkan berat badan dan menjadikan tubuh bugar (lose weight and get fit) menempati urutan paling atas resolusi yang sering dilanggar. Pusat kebugaran pada bulan Januari ramai dikunjungi orang. Tetapi menginjak pertengahan Februari, penurunan pengunjung mulai terasa. Alasannya hanya satu, malas. Urutan kedua, resolusi yang sering dilanggar adalah berhenti merokok (quit smoking). Para perokok tentu menyadari akibat buruk yang ditimbulkan bila hobi merokok terus dilakukan. Ketergantungan terhadap nikotin membuat orang sulit berhenti dari merokok. Berikutnya diurutan ketiga, resolusi yang sering dilanggar ialah belajar sesuatu yang baru (learn something new). Belajar bahasa Perancis, pandai main piano atau memasak misalnya, menjadi daya tarik orang untuk memulai sesuatu hal yang baru. Tetapi pada kenyataannya, setelah dijalankan, terdapat kesulitan-kesulitan yang orang malas untuk menghadapinya. Resolusi berikutnya yang sering dilanggar, makan makanan yang sehat dan melakukan diet (eat healthier and diet). Wajar, bila setiap habis perayaan, apalagi sehabis hari raya, pola makan seseorang tidak terkendali. Tahun berikutnya mereka berjanji untuk makan makanan yang lebih sehat serta melakukan diet. Di awal bulan mereka masih sanggup melakukannya. Tetapi lama-kelamaan mereka sendiri melanggarnya. Awalnya masih menolerir terhadap makanan jenis tertentu, lama-lama mereka menolerir semuanya dengan menyikat makanan yang disuka. Berikutnya urutan kelima resolusi yang sering dilanggar, mengurangi atau meniadakan utang dan lebih berhemat (get out of debt and save money). Ini juga kisah klasik. Tidak mau berutang dengan membeli barang melalui kredit misalnya. Atau ingin lebih berhemat dengan mengencangkan ikat pinggang. Keinginan tetaplah keinginan. Ketika ditengah jalan ada sesuatu barang yang diinginkan, resolusi dilanggar. Lalu diurutan ke enam, menghabiskan waktu lebih banyak dengan keluarga (spend more time with family). Resolusi ini sebenarnya sungguhlah mulia. Kuantitas tentu juga penting, selain kualitas pertemuan dengan keluarga yang dicintai. Lagi-lagi, kesibukan tetaplah kesibukan. Berbagai alasan akhirnya membuat resolusi ini dengan mudahnya dilanggar. Kemudian, melakukan perjalanan ke tempat-tempat yang baru atau belum pernah dikunjungi (travel to places). Ketika coba dijalani, resolusi ini sulit diwujudkan. Banyak hambatan, mulai dari masalah biaya, hingga urusan visa. Mengurangi stress (be less stressed) adalah resolusi urutan kedelapan berikutnya yang sering dilanggar. Urutan kesembilan ialah menjadi voluntir atau sukarelawan (volunteer). Dan urutan terakhir ialah mengurangi minum alkohol (drink less).

Apakah resolusi Anda ada diantaranya yang termasuk gagal? Tidakkah Anda ingin memulainya lagi dari nol sambil mengevaluasi kesalahan yang telah dibuat? Ayo buktikan, bahwa Anda bukan seorang dari mereka.

Resolusi, siapapun berhak membuatnya. Resolusi sederhana atau resolusi tersulit sekalipun. Resolusi baru atau resolusi lama yang diperbarui. Dengan membuat resolusi, setidaknya Anda sudah memiliki rencana apa-apa saja yang harus dicapai dalam satu tahun ke depan. Itu lebih baik, ketimbang Anda tidak memiliki rencana apapun. Kalaupun gagal, Anda tak perlu kecewa. Anda bisa memulainya lagi, mengevaluasi kenapa resolusi yang Anda jalankan gagal. Lalu Anda mulai lagi. Bukankah membuat resolusi tidak harus menunggu pergantian tahun baru? Tetap semangat. Selamat membuat resolusi. Dan, selamat Tahun Baru 2012 untuk semuanya!

*) Sonny Wibisono, penulis buku 'Message of Monday'

Latest Post

Tergoda Isu ViralTergoda Isu Viral
Dalam beberapa hari terakhir ini di media sosial bersliweran isu mengenai kasus pernikahan satu keluarga yang viral. Isu ini bahkan oleh sebagian pihak dijadikan meme.
Belanja Bijak Belanja CermatBelanja Bijak, Belanja Cermat
Bulan Desember identik dengan berbagai hal. Seperti peringatan Natal, musim dingin, atau perayaan tahun baru. Apa lagi? Tak hanya itu, Desember konon surganya bagi para konsumen untuk berbelanja dengan harga murah. Mengapa?
Selamat Datang 2023Selamat Datang 2023!
Tahun 2023 baru saja kita songsong dengan penuh keyakinan. Walau begitu, ada beberapa nada sumbang terdengar dalam menyambut tahun baru ini. Beberapa pengamat meramalkan bahwa perekonomian global di tahun 2023 akan terasa gelap. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam satu orasi ilmiah mengatakan setidaknya ada 4 faktor penyebab ekonomi global tidak dalam kondisi baik-baik saja.
KOMENTAR