Logo Header
Message Of Monday

Message Of Monday

Home /
/ Pentingnya Pemahaman Mitigasi Bencana
Pentingnya Pemahaman Mitigasi Bencana

Pentingnya Pemahaman Mitigasi Bencana

Message of Monday – Senin, 6 Desember 2021
Pentingnya Pemahaman Mitigasi Bencana
Oleh: Sonny Wibisono *

“Tidak hanya kedamaian yang memperkuat kehidupan, bencana juga memperkuatnya kemudian.”
-- Gede Prama, penulis

Kabar duka kembali menyelimuti bumi pertiwi. Gunung Semeru erupsi dan mengeluarkan guguran awan panas dan lava pada 4 Desember 2021. Terletak di wilayah Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mencatat, hingga 6 Desember sebanyak 14 orang meninggal dunia, 2.970 rumah warga terdampak erupsi, sebagian rumah tertimbun material guguran awan panas dan sebagian lainnya penuh dengan abu vulkanik. Beberapa warga juga dilaporkan hilang. Jumlah pengungsi berjumlah 902 orang yang tersebar di berbagai tempat.

Bencana alam seperti gunung meletus memang tidak dapat diprediksi terjadinya oleh siapapun. Biasanya Pemerintah mengeluarkan peringatan dini bila sewaktu-waktu akan terjadi bencana alam. Saat kejadian Gunung Semeru mendadak erupsi, banyak warga yang panik dan berhamburan berlari menyelamatkan diri. Karena memang tak ada peringatan dini sebelumnya.

Terlihat warga begitu panik dan tidak siap ketika bencana ini terjadi. Walau bencana alam tak dapat diprediksi, setidaknya kerugian dapat diminimalisir dengan adanya mitigasi bencana. Apa itu mitigasi bencana? Dalam Pasal 1 ayat 6 Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, dijelaskan bahwa mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Indonesia secara geografis merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik, yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik. Hampir di setiap pulau besar, negeri ini memiliki gunung berapi yang berstatus aktif. Kondisi geografis ini pada akhirnya memunculkan potensi sekaligus rawan akan adanya bencana, seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir, dan tanah longsor. Indonesia merupakan satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia, lebih dari 10 kali lipat tingkat kegempaan di Amerika Serikat. Dalam penelitian lainnya, untuk potensi bencana tsunami, Indonesia menempati peringkat pertama dari 265 negara di dunia.

Bencana sudah seringkali terjadi di negeri ini. Terutama bencana alam. Tak terhitung sudah mereka yang kehilangan nyawa akibat bencana. Nah, disinilah pentingnya pemahaman mitigasi bencana oleh siapapun. Melihat fakta yang ada tersebut, Pemerintah sebaiknya memasukkan kurikulum mengenai mitigasi bencana yang diajarkan di sekolah-sekolah.

Pemahaman mitigasi bencana ini perlu diajarkan sedini mungkin. Potensi bencana tiap daerah memang berbeda. Misalnya saja Jakarta yang rawan bencana banjir, berbeda dengan daerah yang berada di sekitar gunung berapi yang rawan akan bencana gunung meletus. Walau tiap daerah berbeda, pemahaman mitigasi bencana perlu diajarkan secara menyeluruh. Mengapa? Penduduk negeri ini sangat mungkin berpindah tempat untuk menetap di berbagai belahan penjuru negeri ini. Bisa jadi karena urusan pekerjaan, mengikuti orang tua atau pasangan, atau memang kehendak diri sendiri. Seseorang yang dilahirkan dan dibesarkan di daerah pantai, sangat mungkin ketika dewasa menetap di daerah pegunungan.

Menurut Kemensos, setidaknya ada 10 Mitigasi Bencana yang perlu diketahui oleh masyarakat luas; Mitigasi Bencana Banjir, Mitigasi Bencana Tanah Longsor, Mitigasi Bencana Gunung Berapi, Mitigasi Bencana Gempa Bumi, Mitigasi Bencana Tsunami, Mitigasi Bencana Kebakaran, Mitigasi Bencana Kekeringan, Mitigasi Bencana Angin Siklon-Angin Ribut, Mitigasi Bencana Wabah Penyakit, dan Mitigasi Bencana Konflik.

Dilihat dari definisi dan tujuannya, mitigasi adalah kegiatan yang dilakukan sebelum bencana terjadi. Terlihat disini betapa pentingnya pemahaman mengenai mitigasi bencana sejak dini.

Lihatlah Jepang, yang kerap dilanda bencana gempa bumi dan tsunami. Negara ini mengajarkan kepada murid sekolah sejak dini mengenai mitigasi bencana. Tak heran, jumlah mereka yang tewas akibat bencana yang terjadi di negaranya dapat diminimalisir. Indonesia perlu mencontoh apa yang dilakukan Jepang. Tentu dengan menyesuaikan segala kondisi yang ada di negeri ini. Bagaimana bentuk kurikulumnya di setiap jenjang pendidikan, kita serahkan kepada ahlinya. Pemberdayaan anak usia sejak dini untuk memahami mitigasi bencana merupakan langkah awal dalam membangun masyarakat sadar bencana.

Tak hanya itu, diharapkan pula agar masyarakat pro-aktif terhadap mitigasi bencana ini karena hakekatnya mitigasi bukan sekedar masalah teknis semata. Masyarakat harus mempersiapkan diri dari segala kemungkinan yang terjadi. Level terkecil bisa dimulai dari lingkungan keluarga. Orangtua dapat mengajarkan kepada anak dan saudara terdekat mengenai mitigasi bencana yang diketahuinya.

Kita semua tentu berharap, bahwa bencana yang terjadi di negeri ini dapat diminimalisir dampaknya, baik kerugian harta benda maupun jiwa.

Pada akhirnya, mari kita berdoa untuk saudara-saudara kita yang terdampak akibat erupsi Gunung Semeru agar diberi keselamatan dan lindungan olehNya serta dapat bangkit kembali. Tak lupa kita doakan kepada para relawan yang dengan sabar dan penuh keihklasan membantu saudara-saudara kita yang terdampak agar diberi kesehatan dan kemuliaan olehNya. Aamiin.

* Penulis buku ‘Message of Monday’, Elexmedia, 2009 dan Ref Grafika Publishing, 2012

Photo by Suhairy Tri Yadhi from Pexels



Latest Post

Tergoda Isu ViralTergoda Isu Viral
Dalam beberapa hari terakhir ini di media sosial bersliweran isu mengenai kasus pernikahan satu keluarga yang viral. Isu ini bahkan oleh sebagian pihak dijadikan meme.
Belanja Bijak Belanja CermatBelanja Bijak, Belanja Cermat
Bulan Desember identik dengan berbagai hal. Seperti peringatan Natal, musim dingin, atau perayaan tahun baru. Apa lagi? Tak hanya itu, Desember konon surganya bagi para konsumen untuk berbelanja dengan harga murah. Mengapa?
Selamat Datang 2023Selamat Datang 2023!
Tahun 2023 baru saja kita songsong dengan penuh keyakinan. Walau begitu, ada beberapa nada sumbang terdengar dalam menyambut tahun baru ini. Beberapa pengamat meramalkan bahwa perekonomian global di tahun 2023 akan terasa gelap. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam satu orasi ilmiah mengatakan setidaknya ada 4 faktor penyebab ekonomi global tidak dalam kondisi baik-baik saja.
KOMENTAR