Logo Header
Message Of Monday

Message Of Monday

Home /
/ Menjelang Akhir Tahun, Antara Senang dan Was-was
Menjelang Akhir Tahun Antara Senang dan Waswas

Menjelang Akhir Tahun, Antara Senang dan Was-was

Message of Monday – Senin, 22 Nopember 2021
Menjelang Akhir Tahun, Antara Senang dan Was-was
Oleh: Sonny Wibisono *

"Ekonomi bisa dihidupkan kembali, nyawa tidak."
-- Nana Addo Dankwa Akufo-Add, Presiden Ghana

Dalam dua minggu terakhir ini saat melakukan perjalanan dinas ke berbagai kota di Jawa, ada perasaan senang sekaligus was-was. Senang karena geliat ekonomi terlihat mulai ada kenaikan secara signifikan. Okupansi hotel menunjukkan perkembangan yang bagus. Di beberapa daerah bahkan tingkat keterisiannya mendekati seratus persen. Penerbangan domestik juga mengalami peningkatan. Saat saya terbang dari Jakarta menuju Makassar dan sebaliknya, semua kursi penumpang terisi penuh.

Hal ini merupakan berita baik bagi kita semua. Pandemi selama hampir dua tahun telah meluluh lantakkan segala sendi kehidupan. Terlebih sektor ekonomi. Geliat ini tentu saja patut disyukuri oleh semua pihak.

Selain rasa senang, timbul pula perasaan was-was dalam hati ini. Di beberapa daerah, protokol kesehatan memang dilakukan secara ketat tanpa kecuali. Tapi ternyata tidak semua daerah melakukan hal itu.

Saat saya dan tim menginap di satu hotel di kawasan wisata Candi Borobudur, protokol kesehatan langsung dilakukan secara ketat saat menginjakkan kaki di hotel. Setiap pengunjung diwajibkan menunjukkan kartu vaksin atau minimal memiliki aplikasi PeduliLindungi. Bila pengunjung tidak dapat menunjukkan kartu vaksin, setidaknya minimal satu kali, atau tidak memiliki aplikasi PeduliLindungi, maka pengunjung tidak diperbolehkan masuk.

Berbeda saat kami melakukan makan malam di satu tempat di daerah Yogyakarta. Tak ada protokol kesehatan yang ketat. Siapapun bisa masuk untuk bersantap. Pengunjung tidak perlu memindai barcode pada aplikasi PeduliLindungi. Ternyata, ini juga terjadi di beberapa tempat. Tak hanya di rumah makan saja. Longgarnya prokes di beberapa daerah disebabkan karena rerata daerah-daerah tersebut berada pada PPKM Level 1. Walau berada pada PPKM Level 1, tentu itu bukan menjadi alasan prokes menjadi longgar.

Nah, bulan Nopember hingga Desember merupakan waktu yang sangat krusial, tak hanya bagi masyarakat umum, tapi juga bagi para ASN. Tak perlu dipungkiri, bahwa sebagian kementerian atau lembaga mengharuskan penyerapan anggaran tak boleh rendah. Syukur-syukur bisa terserap habis.

Daya serap anggaran yang rendah membuat kinerja kementerian atau lembaga tersebut dinilai buruk. Jadi tak heran, bila di banyak tempat, tak hanya di daerah Jawa, banyak kegiatan dilakukan kementerian atau lembaga Pemerintah, baik pusat maupun daerah. Serapan anggaran yang dilihat memang secara kuantitatif, bukan kualitatif. Saat saya menginap di hotel di Kota Semarang, terpampang jadwal kegiatan satu lembaga Pemerintah di papan informasi di hotel.

Di sisi lain, masyarakat juga sudah jenuh terhadap pandemi. Selama dua tahun, pergerakan masyarakat sangat terbatas. Ketika beberapa daerah menerapkan PPKM Level 1, masyarakat tergerak untuk melakukan berbagai aktivitas.

Seorang kawan bercerita, bahwa ia diundang kawan-kawannya untuk berkumpul sambil makan siang. Sebenarnya, itu bisa dlakukan melalui online. Tapi karena telah jenuh dan rindu, membuat sebagian orang berinisiatif melakukan berbagai pertemuan, dengan segala alasan yang bisa dicari. Sang kawan pun bercerita, tak ada prokes saat ia melakukan makan siang tersebut di daerah Jakarta.

Nampaknya, momen-momen tersebut pas datang secara bersamaan. Serapan anggaran yang jatuh akhir tahun, PPKM Level 1 di hampir semua daerah, musim liburan natal dan tahun baru, libur sekolah para siswa, hingga kejenuhan yang melanda selama dua tahun ini, terjadi pada waktu yang bersamaan. Klop sudah. Tapi situasi ini jelas sangat mengkawatirkan.

Kita tentu tak ingin lonjakan Covid-19 terjadi lagi. Beberapa negara Eropa, bahkan negara tetangga Singapura telah mengalami lonjakan yang tinggi terhadap penderita Covid-19. Ini yang harusnya menjadi perhatian bagi kita bersama. Semua elemen harus bersatu padu. Kita tak bisa hanya mengandalkan kesadaran masing-masing. Harus didukung pula oleh pembuat kebijakan.

Pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus tegas dalam menerapkan aturan. Semua tempat, mulai dari gedung pertemuan, pusat perbelanjaan, rumah makan, fasilitas publik, terminal, stasiun, hingga bandara harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat tanpa kecuali. Jangan segan-segan untuk mengambil sanksi bagi mereka yang melanggar. Ayo, jangan lengah, pandemi masih belum berakhir. Tetap waspada dan jaga selalu kesehatan.

* Penulis buku ‘Message of Monday’, Elexmedia, 2009 dan Ref Grafika Publishing, 2012

Photo by Tomáš Malík from Pexels

Latest Post

Tergoda Isu ViralTergoda Isu Viral
Dalam beberapa hari terakhir ini di media sosial bersliweran isu mengenai kasus pernikahan satu keluarga yang viral. Isu ini bahkan oleh sebagian pihak dijadikan meme.
Belanja Bijak Belanja CermatBelanja Bijak, Belanja Cermat
Bulan Desember identik dengan berbagai hal. Seperti peringatan Natal, musim dingin, atau perayaan tahun baru. Apa lagi? Tak hanya itu, Desember konon surganya bagi para konsumen untuk berbelanja dengan harga murah. Mengapa?
Selamat Datang 2023Selamat Datang 2023!
Tahun 2023 baru saja kita songsong dengan penuh keyakinan. Walau begitu, ada beberapa nada sumbang terdengar dalam menyambut tahun baru ini. Beberapa pengamat meramalkan bahwa perekonomian global di tahun 2023 akan terasa gelap. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam satu orasi ilmiah mengatakan setidaknya ada 4 faktor penyebab ekonomi global tidak dalam kondisi baik-baik saja.
KOMENTAR