Logo Header
Message Of Monday

Message Of Monday

Home /
/ Membangun Jembatan Masa Depan
Membangun Jembatan Masa Depan

Membangun Jembatan Masa Depan

Message of Monday – Senin, 27 September 2021
Membangun Jembatan Masa Depan
Oleh: Sonny Wibisono *

“Masa lalu saya adalah milik saya, masa lalu kamu adalah milik kamu, tapi masa depan adalah milik kita."
-- BJ Habibie, mantan Presiden Indonesia

Sebuah video belum lama ini viral di media sosial yang memperlihatkan tiga anak laki-laki berseragam sekolah dasar menggunakan styrofoam atau kotak gabus untuk menyeberang sungai. Beredar pula video lain dimana seorang anak laki-laki berseragam pramuka menyeberangi sungai juga memakai styrofoam.

Sang anak terlihat duduk di dalam kotak gabus berwarna putih. Tangannya sibuk mendayung kotak tersebut agar bisa membawanya sampai ke seberang sungai. Video itu lantas menuai ragam komentar dari para warganet. Umumnya mereka prihatin dengan kondisi yang dialami para bocah itu.

Dalam video yang beredar tersebut disertai penjelasan oleh sang perekam bahwa lokasinya berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. Para bocah terpaksa melakukan hal tersebut karena tidak ada akses jembatan di daerah itu. Demikian narasi yang menyertai viralnya video tersebut. Tapi, benarkah demikian halnya?

Setelah video itu heboh, para pihak terkait kemudian angkat bicara. Pejabat berwenang setempat mengatakan bahwa yang dilakukan para bocah itu adalah hal yang lumrah. Biasanya, para murid diantar dan dijemput oleh orangtuanya dengan menggunakan speed boat atau perahu.

Nah, namanya juga anak-anak, mereka kadang lebih senang memakai styrofoam untuk dapat menyeberang sungai. Anak-anak di desa tersebut sudah terbiasa memanfaatkan kotak gabus sebagai pengganti perahu untuk menyeberang.

Pejabat berwenang setempat juga mengatakan, para bocah bukannya mau berangkat sekolah, tapi bermain-main sepulang sekolah dan belum berganti baju. Hal yang biasa bagi anak-anak yang tinggal di daerah seperti itu.

Sebagian orangtua disana mungkin mampu menyekolahkan anak-anak mereka dengan menggunakan transportasi laut. Bahkan kabarnya, ada juga yang memiliki speed boat. Tapi, pasti tidak semua orangtua disana yang memiliki perahu atau speed boat.

Anak-anak disana pun diceritakan dapat berenang dengan baik. Tapi walau begitu, tetap saja ada risiko yang dapat mengancam keselamatan anak-anak saat menyeberang sungai menggunakan styrofoam. Seharusnya pula anak-anak dilarang menggunakan alat bantu apapun kecuali perahu atau speed boat untuk dapat menyeberang. Karena hal tersebut sangatlah berbahaya.

Jadi, apa yang perlu dilakukan? Jalan terbaik tentu saja membangun jembatan di antara dua wilayah yang terpisah oleh sungai tersebut. Memang tidak mudah secara teknis. Mengapa? Dengan lebar sungai mencapai 120 meter, tidak cukup membangun jembatan hanya dari dana desa. Lagipula, sungai tersebut merupakan jalur transportasi utama dimana kapal-kapal membawa alat berat dan juga kendaraan ke perusahaan-perusahaan yang ada di sana. Jadi bila ingin dibangun, jembatan harus dibuat tinggi. Sudah pasti memakan biaya yang tidak sedikit.

Tentu saja kita harus bisa berpikir visioner. Harus bisa melihat ke depan fungsi dan kegunaan jembatan yang dibangun di masa yang akan datang. Pembangunan jembatan harusnya bisa menjadi prioritas untuk segera direalisasikan oleh Pemerintah Daerah setempat. Yakinlah, bahwa dibangunnya jembatan akan membawa kemaslahatan besar bagi warga sekitar. Bukan hanya untuk anak-anak, tapi juga masyarakat setempat dan daerah lainnya.

Kabarnya, semenjak video ini viral, Pemerintah Daerah setempat sudah mulai melakukan pembahasan. Ya, semoga saja ke depannya, kita tak lagi melihat anak-anak yang pulang dan pergi ke sekolah menggunakan alat bantu atau berenang menyusuri sungai untuk sampai ke tujuan.

* Penulis buku ‘Message of Monday’, Elexmedia, 2009 dan Ref Grafika Publishing, 2012

Foto tangkapan layar video yang beredar

Latest Post

Tergoda Isu ViralTergoda Isu Viral
Dalam beberapa hari terakhir ini di media sosial bersliweran isu mengenai kasus pernikahan satu keluarga yang viral. Isu ini bahkan oleh sebagian pihak dijadikan meme.
Belanja Bijak Belanja CermatBelanja Bijak, Belanja Cermat
Bulan Desember identik dengan berbagai hal. Seperti peringatan Natal, musim dingin, atau perayaan tahun baru. Apa lagi? Tak hanya itu, Desember konon surganya bagi para konsumen untuk berbelanja dengan harga murah. Mengapa?
Selamat Datang 2023Selamat Datang 2023!
Tahun 2023 baru saja kita songsong dengan penuh keyakinan. Walau begitu, ada beberapa nada sumbang terdengar dalam menyambut tahun baru ini. Beberapa pengamat meramalkan bahwa perekonomian global di tahun 2023 akan terasa gelap. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam satu orasi ilmiah mengatakan setidaknya ada 4 faktor penyebab ekonomi global tidak dalam kondisi baik-baik saja.
KOMENTAR