Logo Header
Message Of Monday

Message Of Monday

Home /
/ Kerja Keras
Kerja Keras

Kerja Keras

Message of Monday - Senin, 10 Maret 2008
Kerja Keras
Oleh: Sonny Wibisono

“Jika ada pintu di depan saya, akan saya ketuk. Jika saya tidak dapat masuk melalui pintu itu, saya akan masuk melalui jendela.”
-- Rosie Perez, aktris

KUTIPAN di atas mungkin terkesan aneh. Seperti maling saja atau orang nekat. Tapi, ucapan Rosie Perez ini mau tidak mau menandakan sebuah kerja keras yang tidak mengenal lelah. ”Elo tutup, gue cari jalan laen,” begitu ucapan lugas Almarhum Benyamin Suaib, dalam lagu ‘Lampu Merah.’

Soal kerja keras, ini ada cerita menarik. Rasanya tak salah bila Anda luangkan waktu sejenak untuk menyimaknya. Henry Ward Beecher adalah seorang pengkhotbah terkenal asal Amerika di abad 19. Barangkali, di zaman sekarang mirip dengan aksi motivator yang ditunggu banyak orang dan meraup banyak uang dari kata-kata yang disampaikannya. Suatu hari, seorang remaja menulis surat pada Beecher. Langsung pada persoalan, dia minta dicarikan ‘pekerjaan yang mudah.’ Beecher membalas surat tersebut, “Kalau itu perilaku Anda, maka Anda tak akan memperoleh apa pun. Anda tidak bisa menjadi redaktur koran atau majalah, tidak dapat menjadi pengacara, apalagi menjadi akuntan, bahkan tidak pula menjadi pegawai departemen. Tidak satu pun dari pekerjaan-pekerjaan itu mudah. Belum lagi bidang-bidang lain seperti perniagaan, pengangkutan, praktik politik, dan lupakan kemungkinan memasuki kerumitan bidang kedokteran dan pengobatan. Untuk menjadi petani dan tentara saja, Anda harus belajar dan berpikir. Anakku, Anda memasuki dunia yang keras. Saya hanya tahu tempat yang mudah hanyalah liang kubur.”

Tanpa basa-basi tapi kita tahu Beecher tidak salah. Kerja keras adalah modal dalam mencapai segala hal yang diinginkan. Margaret Thatcher, Perdana Menteri Inggris yang kesohor itu dalam sebuah acara mengatakan, ”Saya tidak pernah tahu bahwa ada orang yang berhasil meraih puncak tanpa kerja keras. Kerja keras adalah resepnya.”

Tidak ada satu pun pekerjaan-pekerjaan di dunia ini yang mudah. Tapi semua bisa diperoleh, termasuk hanya dengan kepalan tangan. George Edward Foreman, atau lebih dikenal Big George adalah petinju legendaris. Bersama dengan Muhammad Ali dan Joe Frazier, mereka adalah nama-nama harum di ring tinju pada dekade 1970-an. Karirnya fantastis. Dia meraih emas di Olimpiade Meksiko 1968 dan langsung buka baju untuk bertanding di dunia tinju profesional setahun berikutnya. Singkat cerita, empat tahun berselang, Foreman menjadi juara dunia tinju kelas WBA dan WBC pada Januari 1973. Lawannya Joe Frazier dipukul TKO. Kemenangan ini membuatnya menjadi petinju yang paling pas menjadi lawan Muhammad Ali. Keduanya memiliki pesona. Foreman yang kuat dan Ali nan cerdik bertarung di Kinshasa, Zaire. Ali berhasil melucuti gelar Foreman dengan kemenangan KO pada ronde 8 dalam sebuah pertandingan yang mendebarkan. Kekalahan betul-betul memukul Foreman. Dia pun pergi dari ring dan memilih menjadi pendeta.

Namun, pada 1987, secara mengejutkan Foreman kembali menekuni tinju. Usianya tidak muda lagi, hampir 40 tahun. Satu demi satu lawan dia empaskan. Hingga akhirnya, dia menjadi juara dunia dengan mengalahkan Michael Moorer versi WBA dan IBF pada 5 Nopember 1994. Gelar itu bukan semata menjadi pembuktian bahwa Foreman masih perkasa, namun juga membuat namanya tercatat sebagai juara dunia tinju tertua. Saat itu usianya tidak muda lagi, 45 tahun.

Kerja keras tentulah tidak hanya milik mereka yang kuat, tangguh, dan hanya mengandalkan kekuatan fisik. Kerja keras tidak melulu ditunjukkan dengan otot. Namun juga mereka, kaum wanita yang menjalani hidup dengan kelembutan dan kesabaran yang luar biasa. Dengan kekuatan itu, mereka pun sanggup mengalahkan berbagai rintangan yang menghadangnya. Nah, ini cerita lain lagi.

Anda pernah mengenal nama Menus Wisnuhardjo? Pada 1998, Menus melahirkan bayi kembarnya. Tahukah Anda perjalanan mendapatkan bayi kembar tersebut?

Bagi seorang wanita, tak ada yang lebih indah kecuali mendapatkan seorang momongan. Berbagai cara akan ditempuh untuk segera dapat menimang bayi. Tetapi bagaimana rasanya bila seorang wanita yang hamil kemudian mengalami keguguran? Tentu perasaan kecewa dan sedih yang dirasakannya. Atau bagaimana pula perasaan seorang wanita, bila mengikuti program bayi tabung, ternyata gagal dan belum membuahkan hasil. Kecewa? tentu saja. Sedih? Jangan ditanya. Mungkin bukan soal uangnya untuk membiayai program bayi tabung yang cukup besar yang dipermasalahkan, tapi kegagalan itu sendirilah yang jadi persoalan. Sejak tahun 1992, Menus mengalami tujuh kali keguguran dan lima kali gagal dalam program bayi tabung! Jangan Anda tanya bagaimana perasaan Menus waktu itu. Sukar dilukiskan dengan kata-kata.

Keinginan Menus dan suaminya untuk mendapatkan buah hati selalu terhalang. Semua berawal ketika suami tercinta terkena penyakit tifus yang menyebabkan volume sperma suami menurun drastis. Mereka menikah di tahun 1991. Sedangkan selisih usia mereka terbilang jauh, yakni 18 tahun. Menus akhirnya memutuskan keluar dari pekerjaan setelah tidak juga hamil. Sang suami bukannya tinggal diam mengetahui kondisinya, sang suami kemudian menempuh upaya pemulihan volume sperma dengan melakukan berbagai pengobatan yang cukup menguras kocek. Akan tetapi, itu tidak juga membawa harapan untuk cepat memiliki anak. Pada tahun 1992 itu pula, Menus melakukan program inseminasi intra uterus (IIU). Hasilnya cespleng.Menus terlambat datang bulan dan hamil. Sayangnya, beberapa waktu kemudian keguguran. Tahun 1993, ia mencoba lagi IIU, tapi kembali mengalami keguguran. Kalau saat ini, mungkin akan banyak orang mengatakan, ”cape deh.” Tapi kalimat itu tak ada di kamus mereka. Mereka sangat yakin, hanya dengan kerja keras, akan ada jalan yang akan mereka petik nantinya.

Pada 1994, mereka menjalani program bayi tabung di Singapura. Bahkan sampai harus tinggal dua bulan di sana. Gagal di Singapura, mereka kembali ke Tanah Air. Mereka pun mencoba berbagai pengobatan tradisional di beberapa pelosok tanah air. Sampai akhirnya Menus terpaksa menelan berbagai jamu pahit yang dikatakan bisa mendatangkan kehamilan. Tahun 1998, mereka membaca iklan di surat kabar mengenai program bayi tabung. Sekali lagi mereka mencoba. Usaha yang tak mengenal lelah ini akhirnya membuahkan hasil. Mereka bukan hanya diberi seorang momongan, tetapi kembar sekaligus.

Kerja keras dan keteguhan hati memang harus Anda lakukan bila Anda ingin memetik hasilnya. Bila Anda ingin mendapatkan kesuksesan tanpa kerja keras, seperti kata Beecher, Anda mungkin tinggal mengambil sekop dan kemudian menggali liang kubur Anda sendiri. Karena tempat yang mudah di dunia ini hanyalah liang kubur.

* Photo by Cleyder Duque from Pexels

Latest Post

Tergoda Isu ViralTergoda Isu Viral
Dalam beberapa hari terakhir ini di media sosial bersliweran isu mengenai kasus pernikahan satu keluarga yang viral. Isu ini bahkan oleh sebagian pihak dijadikan meme.
Belanja Bijak Belanja CermatBelanja Bijak, Belanja Cermat
Bulan Desember identik dengan berbagai hal. Seperti peringatan Natal, musim dingin, atau perayaan tahun baru. Apa lagi? Tak hanya itu, Desember konon surganya bagi para konsumen untuk berbelanja dengan harga murah. Mengapa?
Selamat Datang 2023Selamat Datang 2023!
Tahun 2023 baru saja kita songsong dengan penuh keyakinan. Walau begitu, ada beberapa nada sumbang terdengar dalam menyambut tahun baru ini. Beberapa pengamat meramalkan bahwa perekonomian global di tahun 2023 akan terasa gelap. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam satu orasi ilmiah mengatakan setidaknya ada 4 faktor penyebab ekonomi global tidak dalam kondisi baik-baik saja.
KOMENTAR