Logo Header
Message Of Monday

Message Of Monday

Home /
/ Dari Mana Datangnya Kebetulan
Dari Mana Datangnya Kebetulan

Dari Mana Datangnya Kebetulan

Message of Monday – Senin, 12 September 2022
Dari Mana Datangnya Kebetulan
Oleh: Sonny Wibisono *

"Kadang apa yang kita sebut sebagai kebetulan sesungguhnya merupakan buah dari tindakan-tindakan yang dulu pernah kita lakukan."
-- Anonim

Banyak orang percaya, bahwa sesungguhnya tak ada peristiwa yang terjadi secara kebetulan di dunia ini. Gugurnya dedaunan. Patahnya ranting pohon. Atau tergelincirnya seekor lalat ke dalam cangkir kopi. Ada alasan-alasan tertentu, yang mungkin kita tak tahu, tapi hanya Tuhan yang pasti tahu jawabannya. Begitu pula soal keberuntungan. Keberuntungan, diyakini tak terjadi begitu saja. Anda percaya?

Mari kita simak kisah seorang wanita paruh baya. Namanya Prihatiningsih. Biasa dipanggil Ningsih. Profesinya sebagai agen asuransi satu perusahaan asuransi terkemuka negeri ini. Tugas utamanya ialah memprospek calon nasabah baru.

Ningsih termasuk rajin. Ia bangun setiap pagi. Dalam catatannya, ia sudah membuat daftar dan jadwal siapa saja yang akan di prospek. Daftar nama orang-orang dan rencana waktu yang akan dihubungi atau didatanginya, tertulis rapi di agendanya. Tiap minggu, selalu saja ada jadwal di mana ia harus mendatangi sang calon nasabah.

Nah, bila tak ada jadwal bertemu calon nasabah atau klien lama, barulah ia ke kantor pusat. Dalam seminggu, Ningsih bisa tiga hingga empat kali datang ke kantor pusat di daerah Jakarta Pusat. Walau sebenarnya tak ada keharusan. Karena yang penting, targetnya ialah mendapatkan nasabah sebanyak-banyaknya.

Mungkin dari 10 yang diprospek, hanya 1 yang benar-benar tertarik untuk ikut asuransi yang ditawarkannya. Hanya 10 persen. Tapi Ningsih tak berkecil hati. Ia tetap semangat mencari prospektus baru. Segala cara ditempuhnya. Yang penting dicoba dulu. Gagal atau berhasil urusan belakangan. Baginya, semua memiliki chance yang sama. Ia berusaha tak membedakan calon nasabah satu dengan lainnya.

Lantas, darimana penghasilan Ningsih selama ini? Seorang agen asuransi, seperti kita ketahui, mendapatkan komisi dari premi yang dibayarkan nasabah atau si tertanggung. Di asuransi jiwa, umumnya komisi berkisar 15%–30% dari yang dibayarkan atas premi pada dua tahun pertama, dan 5% atas premi pada tahun ketiga hingga kelima. Begitu pula di asuransi umum, komisinya antara 15%–30% dari setiap premi yang dibayarkan. Tiap perusahaan asuransi tentunya berbeda kebijakannya.

Premi asuransi umum saat ini di masyarakat, berkisar antara 300ribu hingga 400ribu per bulannya. Tentu ada yang lebih tinggi lagi. Berarti Ningsih mendapat komisi sekitar 90ribu hingga 120ribu per bulan. Katakanlah itu bila 30%. Itu untuk 1 orang nasabah. Bila 10 nasabah? Ya, kalikan saja. Itu juga satu alasan, mengapa Ningsih tetap bersemangat tiap harinya.

Jenis asuransi sendiri ada beberapa. Semakin mahal premi yang dibayarkan, tentu saja tanggungan asuransi terhadap nasabahnya juga semakin besar. Biasanya, asuransi jiwa memiliki premi yang besar. Jadi bila terjadi suatu risiko terhadap nasabah, jumlah uang yang dikeluarkan pihak asurasi juga lumayan besar. Dapat mencapai ratusan juta rupiah nilainya. Di negara-negara maju, jumlahnya kadang mencapai miliaran rupiah bila dikurskan.

Hari itu, seperti biasa Ningsih masuk ke kantor. Jam 8 pagi ia sudah duduk di meja front office. Jam 8 pagi lebih, telepon kantor berdering. Seorang pria disambungan telepon berbicara dengan sopan. Setelah berbasa-basi, sang pria mengatakan tertarik dengan asuransi di mana Ningsih bekerja. Hari itu sang pria melihat iklan asuransi di surat kabar saat membacanya di pagi hari. Setelah membaca iklan itu, ia langsung menelepon di daftar yang tertera di iklan tersebut.

Karena Ningsih tak ada jadwal hari itu, ia menyanggupi untuk menemui calon nasabah di kantornya di daerah Bintaro pada siang hari setelah makan siang. Sebenarnya Ningsih tak tahu, asuransi jenis apa yang diinginkan calon nasabah. Dalam bayangannya, mungkin seperti asuransi kebanyakan nasabahnya selama ini. Walau begitu, ia tetap semangat mendatanginya.

Ternyata pria itu ingin memberi kado kepada cucunya yang berulang tahun seminggu lagi. Tapi ia masih bingung mau memberi apa. Nah, saat membaca iklan di surat kabar pada hari itu, ia tetiba berpikir mengapa tidak memberikan asuransi saja sebagai kado ulang tahunnya. Menurutnya, itu ide yang dianggap cemerlang.

Ningsih akhirnya bertemu sang calon nasabah. Ia begitu terkejut, ternyata sang calon nasabah seorang pengusaha papan atas. Sang pengusaha akhirnya memutuskan memberi kado kepada cucunya satu polis asuransi jiwa. Dan premi langsung dibayar lunas selama setahun penuh. Bukan hanya satu cucu saja yang hendak berulang tahun, tapi juga tiga cucu lainnya diberikan polis asuransi jiwa yang sama. Berapa besarnya premi yang dibayarkan? Karena dibayarkan setahun penuh, sekitar 12 juta. Jadi, berapa komisi yang didapat Ningsih? 30persen dari 12 juta, ialah 4 juta. Itu satu cucu. Tapi kan ada 3 cucu lainnya? Ya, jadi hitung saja.

Nah, seandainya Ningsih hari itu tak bangun pagi, tentu bukan dirinya yang mendapat rezeki. Bila ia tak datang ke kantor, tentu bukan ia yang mengangkat telepon kantor. Jadi apakah Ningsih mendapat rezeki nomplok itu satu kebetulan? Bisa dikatakan, Ningsih yang bersemangat tiap harinya, bertemu dengan sang pengusaha dalam satu momentum. Keberuntungan bertemu dalam satu momentum.

Jadi, Anda masih percaya suatu kebetulan di dunia ini? Ingat, Ningsih tak ujug-ujug bangun pagi pada hari di mana ia mendapat telepon dari sang pengusaha. Itu sudah menjadi kebiasaan yang ia lakukan selama ini. Ada adagium yang menyatakan, ‘you get what you did in the past.’ Kamu mendapatkan apa yang kamu lakukan di masa lampau. Atau bisa juga, kamu mendapatkan apa yang kamu lakukan selama ini. Dalam hal apa? Apapun.

So, bisa kita simpulkan, keberuntungan hanya terjadi bila kita siap bertemu dengan momentum. Jangan harap Anda bernasib mujur atau mengalami keberuntungan jika kita tak menyiapkan diri. Bukan begitu kawan?

* Penulis buku ‘Message of Monday’, Elexmedia, 2009 dan Ref Grafika Publishing, 2012

Photo by Scott Graham on Unsplash

Latest Post

Tergoda Isu ViralTergoda Isu Viral
Dalam beberapa hari terakhir ini di media sosial bersliweran isu mengenai kasus pernikahan satu keluarga yang viral. Isu ini bahkan oleh sebagian pihak dijadikan meme.
Belanja Bijak Belanja CermatBelanja Bijak, Belanja Cermat
Bulan Desember identik dengan berbagai hal. Seperti peringatan Natal, musim dingin, atau perayaan tahun baru. Apa lagi? Tak hanya itu, Desember konon surganya bagi para konsumen untuk berbelanja dengan harga murah. Mengapa?
Selamat Datang 2023Selamat Datang 2023!
Tahun 2023 baru saja kita songsong dengan penuh keyakinan. Walau begitu, ada beberapa nada sumbang terdengar dalam menyambut tahun baru ini. Beberapa pengamat meramalkan bahwa perekonomian global di tahun 2023 akan terasa gelap. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam satu orasi ilmiah mengatakan setidaknya ada 4 faktor penyebab ekonomi global tidak dalam kondisi baik-baik saja.
KOMENTAR