Logo Header
Message Of Monday

Message Of Monday

Home /
/ Berkaca dari Masa Lalu
Berkaca dari Masa Lalu

Berkaca dari Masa Lalu

Message of Monday – Senin, 24 Oktober 2022
Berkaca dari Masa Lalu
Oleh: Sonny Wibisono *

“The key to being happy is knowing you have the power to choose what to accept and what to let go.”
-- Dodinsky

Tahu Keanu Reeves? Kaum hawa dari kalangan milenial, apalagi yang lahir di tahun 90-an tentu mengenalnya. Dilansir dari laman adeccousa.com, generasi milenial adalah generasi yang lahir antara tahun 1980 hingga 1995. Reeves dikenal sebagai aktor berbakat dan berwajah tampan. Berbagai film yang dibintanginya sebagian besar meraih box office. Sebut saja John Wick, Point Break, Speed dan tentu saja serial dari film The Matrix, yang membuat pundi-pundi kekayaannya terus bertambah.

Duh, kenapa tetiba jadi bicara soal Keanu Reeves? Satu film yang dibintangi si ganteng Reeves kabarnya bakal segera tayang di bioskop. Judulnya: John Wick Chapter 4. Proses syuting, bahkan penayangan film ini kabarnya sempat tertunda karena pandemi. Para penggemar Reeves tentunya sudah tak sabar menanti tayangnya film ini. Eh, termasuk saya tentunya.

Film John Wick Chapter 4 sendiri dibuat dengan mengekor dari kesuksesan serial film tersebut sebelumnya. Film ini hanya menegaskan saja jaminan berkualitas dari film yang dibintangi Reeves. Tapi, omong-omong soal film, ada hal yang perlu diketahui para penggemar Keanu Reeves. Atau malah sudah tahu? Tak apa, saya kisahkan lagi.

Sebelum meraih kesuksesan seperti saat ini, Reeves melalui perjalanan hidupnya dengan penuh drama. Reeves ditinggal pergi oleh ayah kandungnya saat ia berusia tiga tahun. Ibunya kemudian menikah berulang kali. Reeves pun tumbuh dengan beberapa ayah tiri yang berbeda. Di sekolah pun ternyata Reeves mendapat masalah. Ia menderita disleksia. Disleksia merupakan gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis, atau mengeja. Karena hal itu pula, ia beberapa kali pindah sekolah.

Tak berhenti sampai disitu, setelah beranjak dewasa, berbagai problematika masih terus menghampiri Reeves. Orang-orang terdekatnya satu per satu pergi meninggalkannya. Beberapa kawan sekolahnya wafat di usia muda. Lalu ia harus kehilangan sahabat dekatnya, River Phoenix, yang mati muda karena over dosis narkoba. Putrinya wafat saat masih berada dalam kandungan ibunya. Reeves sendiri kemudian yang menguburkan jenazah bayinya. Ibunya sang anak, tak lama kemudian tewas dalam satu kecelakaan mobil akibat depresi yang dideritanya karena kehilangan putrinya.

Walau begitu, ketika puncak ketenaran telah diraihnya saat ini, Reeves tetap hidup sangat bersahaja. Jauh dari kata kemewahan. Tak ada bodyguard yang mengawalnya. Ia juga tak memiilik rumah besar. Reeves hanya tinggal di apartemen biasa dan sering terlihat berkeliaran di sudut kota dan naik kereta bawah tanah di kota New York.

Dalam karirnya, Reeves telah menyumbang sejumlah dana amal ke berbagai lembaga. Satu diantaranya ia menyumbang USD 75 juta ke rumah sakit. Ia juga sering terlihat berinteraksi dengan banyak orang. Tak cuma golongan atas saja. Paparazzi sempat memergoki Reeves berjalan di pagi hari dengan ditemani seorang tunawisma sambil berbagi cerita.

Sebenarnya kisah Reeves bukanlah sesuatu yang luar biasa. Yang menjadi pembeda adalah Reeves seorang public figure dan kaya raya. Gerak-geriknya selalu menjadi pusat perhatian nyamuk pers dan masyarakat. Sebenarnya ada banyak kisah ‘Keanu Reeves-Keanu Reeves’ lainnya. Bahkan berada di sekeliling kita. Hanya saja kita tak menyadarinya.

Ah, saya jadi teringat kisah seorang petinggi satu lembaga terkenal. Ia sejatinya pernah dinobatkan sebagai satu dari sekian orang terkaya di negeri ini oleh satu majalah terkemuka. Walau begitu, penampilannya sangat bersahaja. Tanpa pengawalan. Banyak orang yang tak menyangka bahwa ia merupakan bagian dari orang terkaya di negeri ini.

Beda ketika tempatnya bekerja mengadakan satu acara dan mengundang beberapa tokoh penting di negeri ini. Pada satu momen, yang datang terlebih dahulu adalah para pengawal dari seorang tamu yang diundang. Hanya untuk memastikan lokasi steril dan aman. Tadinya, para panitia sempat mengira yang akan datang seorang tokoh ternama atau pejabat Pemerintah. Nyatanya, yang datang hanya anak seorang pengusaha terkenal.

Balik lagi ke Reeves. Faktanya, ia memang kehilangan banyak orang yang dicintainya. Momen berharga bersama ayah dan ibunya, juga keluarga terdekatnya, yang harusnya dirasakan sejak kecil, lewat begitu saja. Tak heran, Reeves ‘membalasnya’ dengan mencurahkan perhatian dan uluran tangan kepada orang lain. Baik diminta atau tidak. Disitulah mungkin ia menemukan ‘keluarga’ barunya.

Hidup memang penuh dinamika. Tak masalah di awal kehidupan seseorang begitu pelik. Tapi sedapat mungkin dalam prosesnya, pada akhirnya ia berguna bagi khalayak luas. Terkadang, seseorang yang pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya dan ditinggalkan orang-orang tercinta, adalah orang yang paling peduli dan mau membantu sesamanya.

* Penulis buku ‘Message of Monday’, Elexmedia, 2009 dan Ref Grafika Publishing, 2012

Photo by Thiago Matos : https://www.pexels.com/photo/mirror-fragments-on-gray-surface-with-the-reflection-of-a-person-s-hand-3022456/

Latest Post

Tergoda Isu ViralTergoda Isu Viral
Dalam beberapa hari terakhir ini di media sosial bersliweran isu mengenai kasus pernikahan satu keluarga yang viral. Isu ini bahkan oleh sebagian pihak dijadikan meme.
Belanja Bijak Belanja CermatBelanja Bijak, Belanja Cermat
Bulan Desember identik dengan berbagai hal. Seperti peringatan Natal, musim dingin, atau perayaan tahun baru. Apa lagi? Tak hanya itu, Desember konon surganya bagi para konsumen untuk berbelanja dengan harga murah. Mengapa?
Selamat Datang 2023Selamat Datang 2023!
Tahun 2023 baru saja kita songsong dengan penuh keyakinan. Walau begitu, ada beberapa nada sumbang terdengar dalam menyambut tahun baru ini. Beberapa pengamat meramalkan bahwa perekonomian global di tahun 2023 akan terasa gelap. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam satu orasi ilmiah mengatakan setidaknya ada 4 faktor penyebab ekonomi global tidak dalam kondisi baik-baik saja.
KOMENTAR