Logo Header
Blog

Blog

Home /
/ SEPULUH JUTA RUPIAH UNTUK KOLEKSI TRIO DETEKTIF
SEPULUH JUTA RUPIAH UNTUK KOLEKSI TRIO DETEKTIF

SEPULUH JUTA RUPIAH UNTUK KOLEKSI TRIO DETEKTIF

SEPULUH JUTA RUPIAH UNTUK KOLEKSI TRIO DETEKTIF. Dalam satu laman toko daring, ditawarkan koleksi novel Trio Detektif seharga 9,999 juta rupiah. Sama dengan sepuluh juta kurang seribu rupiah. Koleksi tersebut terdiri dari 43 novel seri Trio Detektif (TD), 11 novel edisi Crimebuster, ditambah dengan buku karangan Alfred Hitchkok berjudul “Kumpulan Cerita Pendek Pilihan Alfred Hitchcock, Untuk Orang-Orang Pemberani” dan“Alfred Hitchkok dan Tiga Penyelidik: Rahasia Pulau Tengkorak” yang merupakan terbitan Gramedia dalam Seri Elang. Novel ini merupakan edisi awal yang diterbitkan Gramedia dengan menggunakan nama ‘Tiga Penyelidik’ (belum memakai nama Trio Detektif) dalam Seri Elang. Jelas termasuk buku langka. Novel ini akhirnya menjadi seri ke 6 Trio Detektif dan judulnya untuk cetakan berikutnya menjadi ‘Misteri Pulau Tengkorak’. Pernah ada yang menawarkan di toko daring novel ‘Rahasia Pulau Tengkorak’, yang merupakan cetakan pertama seharga 500 ribu rupiah.

Trio Detektif, aslinya berjudul 'Alfred Hitchcock and the Three Investigators'. Seri novel ini diedarkan antara tahun 1964 hingga 1987 di Amerika, yang terdiri dari 43 buku. Sempat booming di tanah air di era 80-an. Walaupun nama Alfred Hitchcock dicantumkan, tetapi sebenarnya tidak ada buku yang ditulis oleh Alfred Hitchcock. Penerbit novel tersebut, Random House, membayar Hitchcock agar namanya disematkan pada seri novel tersebut untuk menarik minat para pembeli. Di Indonesia serial TD diterbitkan dalam naungan Penerbit Gramedia.

Sebenarnya, ada kelanjutan seri TD dalam ‘Find Your Fate Mysteries’, yang terdiri dari 4 judul. Sayangnya memang, seri ini tidak diterbitkan oleh penerbit di Indonesia. Entah mengapa. Lalu ada juga 5 seri lain TD karya Mark Zahn dalam ‘Fan Fiction Series’, yang bentuk PDF nya dapat di unduh di https://www.threeinvestigatorsbooks.com.

Jadi, secara keseluruhan ada 56 buku yang ditawarkan penjual. Bila dirata-rata, satu buku dihargai 178 ribu. Apakah harga itu mahal untuk sebuah buku lawas?

Saya sendiri memiliki semua koleksi novel tersebut yang ditawarkan. Termasuk buku karangan Alfred Hitchcock dan Trio Detektif Seri Elang cetakan pertama tersebut. Bahkan saya juga memiliki karangan buku Alfred Hitchkok lainnya.

Bagi saya pribadi, bila koleksi saya ditawar dengan harga tersebut, terlalu murah bagi saya. Bukannya sombong. Uang memang sulit dicari di zaman pandemi seperti ini. Perjuangan mendapatkan koleksi buku-buku tersebut tak sebanding dengan harga yang didapat. Dulu saya berburu novel tersebut dengan mengelilingi berbagai toko buku di sudut Jakarta. Mendatangi lapak penjual buku baru dan bekas di daerah Senen. Juga mencari di berbagai blog dan milis yang menjual buku-buku tersebut. Tahun 90-an, belum ada toko daring. Bila ada yang menjual buku-buku, biasanya ditawarkan melalui blog atau milis jual beli buku.

Generasi milenial sekarang betul-betul dimanja. Apapun yang mereka butuhkan, tinggal cari di toko daring. Mulai dari jarum seharga seribu rupiah hingga sepeda yang harganya ratusan juta rupiah. Bila ingin mengkoleksi buku-buku tertentu, tinggal buka laman toko daring. Jika ada uang berlebih, harga cocok, koleksi sudah ditangan. Enak betul.

By the way, bukan cuma novel Trio Detektif yang saya koleksi. Ada banyak koleksi lainnya. Misalnya saja serial Lupus karangan Hilman Hariwijaya (saya masih berutang bertemu dengannya). Novel-novel karangan S. Mara GD. Pasukan Mau Tahu dan Sapta Siaga karangan Enid Blyton. Lalu ada pula Novel detektif Perry Mason. Tak ketinggalan Novel karya Agatha Christie, dan koleksi lainnya.

Pertanyaannya, mengapa mereka menjual koleksi-koleksi tersebut? Saya akan bahas dalam tulisan berikutnya.

Latest Post

SELAMAT JALAN MAS HILMANSELAMAT JALAN MAS HILMAN
Saya dan my sister mengoleksi novel Lupus sejak masih remaja. Beberapa hilang karena dipinjam dan tak pernah kembali. Akhirnya saya beli lagi. Dulu mencarinya penuh perjuangan. Dari satu toko buku ke toko buku lainnya. Tak terkecuali lapak buku bekas Pasar Senen disinggahi. Dulu belum ada toko online semacam tokopedia, bukalapak, shopee dan lainnya.
IKAN CUPANG DAN RUJAKIKAN CUPANG DAN RUJAK
Saat menyantap rujak buah di meja rapat dengan para kolega sambil melihat ikan cupang yang berada dihadapan kami, saya bertanya ke para kolega, apa persamaan dan perbedaan ikan cupang dan rujak buah. Mereka cuma bingung dengan pertanyaan aneh tersebut.
SAAT PAK HARTO MEMANGGIL PARA MENTERINYASAAT PAK HARTO MEMANGGIL PARA MENTERINYA
Langkanya minyak goreng yang terjadi di sejumlah daerah kembali mengingatkan saya akan perbincangan dengan almarhum Pak Mar’ie Muhammad. Pak MM, biasa kami menyebutnya begitu, merupakan Menteri Keuangan periode Maret 1993-Maret 1998. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya pada 11 Desember 2016 di RS PON Jakarta.
KOMENTAR